Minggu, 14 Oktober 2012

Kisah Keistimewaan Nabi Muhammad S.A.W.

E-mail Cetak PDF
Keistimewaan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dapat dibagi menjadi 2: 1. Keistimewaan beliau dari Nabi lainnya
2. Keistimewaan beliau dari umatnya
Keistimewaan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam Dibanding Nabi Lainnya
Pertama: Beliau adalah kholilullah (kekasih Allah) selain Nabi  Ibrahim alaihis salam
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
إِنِّي أَبْرَأُ إِلَى اللَّهِ أَنْ يَكُونَ لِي مِنْكُمْ خَلِيلٌ فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَدْ اتَّخَذَنِي خَلِيلًا كَمَا اتَّخَذَ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنْ أُمَّتِي خَلِيلًا لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيلًا
"Sungguh aku memohon pada Allah akan memilih aku di antara kalian sebagai kekasih Allah. Maka Allah Taala memilihku sebagai kekasih-Nya sebagaimana Allah menjadikan Ibrahim juga kekasih-Nya. Seandainya, aku memilih di antara umatku seorang kekasih, maka aku akan memilih Abu Bakr sebagai kekasihku."[1]
Kholil/khullah adalah tingkatan tertinggi dalam derajat mahabbah (kecintaan) dan inilah yang merupakan tingkatan paling sempurna. Oleh karena itu, beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Allah Taala memilihku sebagai kekasih-Nya sebagaimana Allah menjadikan Ibrahim juga kekasih-Nya." Dan tidak ada dalam hadits yang mengatakan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah habibullah[2]. Maka perhatikanlah hal ini!![3]
Kedua: Beliau adalah penutup para Nabi dan risalah (wahyu) yang beliau bawa telah sempurna serta merupakan risalah yang terakhir
Sebagaimana Allah Taala berfirman
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi." (QS. Al Ahzab: 40)
[4]Dan tidaklah datang orang yang mengaku dirinya sebagai Nabi -sesudah beliau- kecuali mereka adalah dajjal/pendusta. Munculnya orang-orang yang mengaku Nabi ini merupakan kebenaran dari berita Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ قَرِيبٌ مِنْ ثَلَاثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ
"Tidak akan terjadi hari kiamat hingga mucul para dajjal/para pendusta, yang berjumlah sekitar 30-an. Mereka semua mengaku sebagai utusan Allah (rasulullah)."[5]
Beliau shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,
وَإِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي ثَلَاثُونَ كَذَّابُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي
"Sesungguhnya akan ada pada umatku 30 orang pendusta yang mengaku Nabi. Padahal akulah penutup para nabi, tidak ada nabi lagi sesudahku."[6]
Sabda beliau shallallahu alaihi wa sallam ini telah terjadi saat ini. Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Sepeninggal beliau shallallahu alaihi wa sallam atau bahkan di zaman beliau masih hidup telah muncul para dajjal. Di antaranya adalah Musailamah al-Kazzab. Yang kemudian di zaman Abu Bakr ash-Shiddiq, dia ditumpas oleh Abu Bakar –radhiyallahu anhu-. Begitu juga istri Musailamah juga mengaku sebagai Nabi.
Dan orang yang mengaku dajjal sampai hari kiamat masih bermunculan. Seperti di zaman kita saat ini juga terdapat orang yang mengaku Nabi –yaitu dajjal- seperti Mirza Gulam Ahmad, Lia Aminudin, dll.
Ketiga: Beliau memiliki kedudukan yang terpuji (Al Maqom Al Mahmudah)
Yaitu syafaatul uzhma[7], sebagaimana Allah Taala berfirman,
عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
"Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji". (QS. Al Isra: 79)
Begitu juga dalam hadits -yang panjang- tentang syafaat yang telah disepakati keshahihannya:
Sesungguhnya Allah mengumpulkan orang-orang terdahulu dan orang-orang belakangan  di suatu di suatu bukit. Sebagian orang berkata kepada sebagian yang lain: "Tidakkah kalian memperhatikan apa yang kalian berada di dalamnya. Tidakkah kalian melihat pada apa yang disampaikan pada kalian. Tidakkah kalian melihat siapa yang memberi syafaat kalian kepada Rabb kalian." Kemudian mereka mendatangi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, hingga Muhammad –sholawat Allah dan salam-Nya bagi mereka semuanya-. Tiap Nabi tersebut mengatakan:"Pergilah kepada selainku". Kecuali Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam mengatakan:"Saya memiliki syafaat tersebut." Kemudian beliau sujud kepada yang mengizinkan syafaat baginya (yaitu Allah)
Dengan demikian jelaslah keutamaan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dari seluruh makhluk. Dan beliau dikhususkan dengan kedudukan yang demikian[8].
Keempat: Risalah beliau adalah umum bagi semesta alam dan beliau diutus kepada jin dan manusia
Allah Taala berfirman,
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا
"Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua." (QS. Al Araf: 158)
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui." (QS. Saba: 28)
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
"Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam." (QS. Al Furqon: 1)
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS. Al Anbiya: 107)
وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآَنَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنْصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِمْ مُنْذِرِينَ
"Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)." Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan." (QS. Al Ahqaf: 29)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah –rahimahullah- berkata,
"Wajib bagi manusia untuk mengetahui bahwa Allah azza wa jalla telah mengutus Muhammad shallallahu alaihi wa sallam kepada manusia dan jin. Dan wajib bagi mereka untuk beriman kepada beliau dan beriman dengan wahyu yang beliau bawa dan mentaati beliau. Mereka (manusia) harus menghalalkan yang Allah dan Rasul-Nya halalkan dan mengharamkan yang diharamkan oleh keduanya. Mereka harus pula mencintai yang Allah dan Rasul-Nya cintai dan membenci yang Allah dan Rasul-Nya benci. Setiap orang yang telah tegak hujjah dengan risalah (wahyu) Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dari kalangan manusia dan jin kemudian tidak beriman padanya, maka berhak mendapat adzab Allah Taala, sebagaiman orang kafir yang telah diutus rasul bagi mereka. Inilah landasan yang telah disepakati oleh sahabat, tabiin (yang mengikuti para sahabat dengan baik), para imam kaum muslimin, dan seluruh kelompok kaum muslimin yang merupakan ahlus sunnah wal jamaah dan selain mereka –radhiyallahu anhum ajmain-."
Kelima: Beliau diberikan (diturunkan) Al Quran yang merupakan mujizat terbesar dan hujjah bagi para hamba. Allah sendiri yang akan menjaga Al Quran ini dan Allah menantang orang-orang yang meragukan Al Quran untuk membuat yang semisalnya.[9]
Allah Taala berfirman pada para penantang Allah yang ingin membuat Al Quran,
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآَنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
"Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain." (QS. Al Isra: 88)
Jika tidak mampu membuat seluruh Al Quran, Allah menantang lagi dengan cukup membuat 10 ayat. Allah berfirman,
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
"Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar." (QS. Hud: 13)
Jika tidak mampu membuat 10 surat, silakan jika mampu membuat satu surat saja!!
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
"Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah[31] satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar." (Al Baqarah: 23)
Keenam: Beliau melakukan isro ke Baitul Maqdis dan miroj ke Sidrotul Muntaha
Keistimewaan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam Dari Umatnya

Di antaranya ialah:
  • Wajibnya shalat tahajud di waktu malam[10]
  • Amalan yang khusus ditetapkan untuk beliau, seperti:
  • Diharamkan zakat bagi beliau dan keluarganya
  • Dihalalkan bagi beliau puasa wishol
  • Dihalalkan bagi beliau menikah lebih dari empat wanita
  • Beliau tidak diwarisi
  • Tidak boleh menikahi istri beliau setelah beliau wafat[11]
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel rumaysho.com) Publishing: suaramedia.com
Tulisan Jumadats Tsani 1428 H, tiga tahun silam
[1] HR. Muslim
[2] Tingkatan mahabbah (kecintaan) yang berada di bawah khullah. (-peny)
[3] Lihat Syarh wa taliq al-Aqidah al-Wasithiyyah, Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, hal.21. (-peny)
[4] Tambahan dari editor.
[5] HR. Muslim
[6] HR. Tirmidzi, hasan shohih
[7] Satu-satunya Nabi yang diberikan hak oleh Allah untuk memberikan syafaat pada yaumul masyhar nanti adalah Nabi shallallahu alaihi wa sallam. (-peny)
[8] Yaitu beliau shallallahu alaihi wa sallam dikhususkan dengan syafaatul udzma. (-peny)
[9] Kalimat ini adalah bantahan untuk para orientalis dan kaum liberalis (yang berada di kampus-kampus Universitas Islam Negeri atau kampus paramadina) yang ingin membuat Al-Quran edisi revisi. Silakan mereka membuat semisal Al Quran atau 10 surat saja semisalnya atau 1 surat saja. Cobalah tantangan ini!! (tambahan editor)
[10] Ada yang berpendapat bahwa shalat tahajud adalah wajib bagi beliau hingga beliau meninggal, sebagaimana dalam ayat,"Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya)." (Al Muzzamil: 1-2). Namun pendapat yang kuat adalah wajib bagi beliau, namun perintah ini telah di-naskh/dihapus dengan firman Allah,"Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu (nafilah); mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji." (Al Isra: 79). Lihat Al Irsyad ila Shohihil Itiqod, hal. 232.

Mekkah Sebagai Pusat Dunia (Bumi)



“Penemuan ilmiah membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari planet bumi. Fakta ini memperkuat kebenaran ilmiah dan ruhiah Islam, sekaligus menjadi dasar kuat penerapan jam Makkah sebagai acuan waktu dunia, menggantikan Greenwich yang penuh kontroversi”.
  
Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan ini terus- menerus memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah.
Supremasi standar waktu internasional Greenwich Mean Time kini mendapat tantangan dari jam raksasa yang dibangun di Mekkah. Pemerintah Arab Saudi berharap jam Menara Mekkah ini menjadi acuan 1,5 miliar muslim di dunia.
Jam Menara Mekkah ini mulai berdetak pada hari Kamis, 12 Agusutus 2010, bersamaan dengan mulainya bulan Ramadan.
Menara Jam Mekkah ini sangat mirip dengan BigBen. Jam ini bisa dilihat dari empat arah. Jam ini lebarnya 45 meter ini akan diterangi dua juta lampu LED. Pada jam itu ada tulisan Arab besar “Dengan nama Allah.” Jam ini akan beroperasi dengan standar sendiri yakni Saudi Standar Waktu atau 3 jam lebih dulu ketimbang GMT.
Jamnya sendiri ada di sebuah menara dengan puncaknya terdapat lengkungan bulan sabit sebagai lambang Islam. Menara ini akan dibangun setinggi 600 meter dan akan menjadi bangunan tertinggi kedua di dunia (menara tertinggi di dunia : Burj Khalifa di Dubai, 828 meter). Dari soal tinggi, Menara Jam Mekkah ini akan mengalahkan Big Ben. Big Ben tingginya cuma 94,8 meter dengan lebar 6,9 meter.

Keunikan Menara Jam Mekah lainnya adalah setiap datang waktu salat, 21 ribu lampu hijau dan putih akan berpendar-pendar. Ini tanda untuk mengingatkan kaum muslimin untuk salat. Lampu ini bisa dilihat dari jarak 18 mil atau 28,8 kilometer. Pendirian Menara Jam Mekkah ini juga bertujuan agar Mekkah menjadi patokan waktu dunia. Selama 125 tahun ini, dunia internasional hanya mengenal satu standar waktu yakni jam yang dihitung dari bujur 0 derajat yang melewati Observatorium Greenwich. Standar inilah yang ingin ditantang Mekkah.
Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah. Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.
Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada alasan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.
Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekkah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.
Prof. Hussain Kamel menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Makkah adalah pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di kota-kota besar di dunia. Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu ia mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Makkah dan jarak masing-masing. Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang. Setelah dua tahun dari pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia terbantu oleh program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar dan variasi-variasi yang berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum dengan apa yang ditemukan, bahwa Makkah merupakan pusat bumi.
Studi ilmiah yang menghasilkan teori itu memang dilaksanakan untuk tujuan berbeda, bukan dimaksud untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi. Namun studi yang diterbitkan di dalam banyak majalah sains di Barat itu, dengan sendirinya turut menegaskan bahwa pusat planet bumi adalah kota suci umat Islam, Makkah al-Mukarramah. Kebenaran ilmiah itu menjadi pembuktian firman Allah berikut ini:
وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ مُصَدِّقُ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْآَخِرَةِ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَهُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ
“Dan ini (al-Qur’an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) di sekelilingnya.” (QS. Al-An’am: 92)

Sumber : http://nuryandi-cakrawalailmupengetahuan.blogspot.com/2012/07/mekkah-sebagai-pusat-dunia-bumi.html#ixzz29Hg0Qhjf

BANTAHAN AL QURAN TERHADAP TEORI PTOLEMEUS DAN COPERNICUS

Al Qur'an – diturunkan pada Abad 7 Masehi
Dulu, orang yang berpandangan sederhana percaya bahwa manusia adalah poros alam semesta. Selama ribuan tahun mereka juga meyakini bahwa Bumi pusat jagat raya. Bulan, Matahari, dan bintang seakan bertasbih dan tawaf mengelilingi Bumi tempat manusia berdiam. Paham geosentris ini dikemukakan Claudius Ptolemeus tahun 140 SM dalam karyanya Almagest.
Claudius Ptolemeus - 140 SM
Ketika Al-Qur’an diwahyukan kepada Rasulullah [saw] pada abad VII M, paham geosentris masih tertanam kuat dalam wawasan pengetahuan manusia pada masa itu. Bahkan, pada era Khulafaur Raasyidiin, Bani Umayah dan Bani Abbasiyah kepercayaan itu tetap dianut kebanyakan orang. Sehingga, beberapa terminologi ayat Al-Qur’an sempat menimbulkan kesulitan yang cukup berat pada ahli-ahli tafsir Al-Qur’an zaman itu. Mereka masih terpengaruh bahwa benda-benda langit lain berputar mengelilingi Bumi.
Sehubungan dengan kondisi tersebut maka tidaklah mengherankan jika para muffasirin kesulitan untuk menjelaskan tentang Al Qur’an, karena pada saat itu ilmu pengetahuan alam, masih jarang yang mengetahui. Namun demikian Al Qur’an pada saat itu sudah jelas menyebutkan kebenarannya. Setelah berkembangnya pengetahuan alam di dunia ini, barulah disadari bahwa Al Qur’an itu sejak diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw dulu, sudah mendahului kebenaran dari ilmu-ilmu modern pada saat ini.
Hal tersebut di atas akhirnya mengakibatkan beberapa ‘muffasirin‘ mengambil jalan tengah dengan penuh kehati-hatian menerangkan ayat-ayat “ilmiah” itu. Misalnya, ahli tafsir yang masyhur antara abad X-XI M, Al-Thabari, berpendapat bahwa kita harus tutup mulut jika tidak tahu. Barulah beberapa abad kemudian beberapa terminologi Al-Qur’an itu dapat dicerna oleh ilmu pengetahuan manusia.
Membantah Ptolemeus
Awal abad VII M, turun ayat Al-Qur’an yang langsung membantah teori Geosentris Ptolemeus. Ayat itu berbunyi:

وَتَرَى ٱلۡجِبَالَ تَحۡسَبُہَا جَامِدَةً۬ وَهِىَ تَمُرُّ مَرَّ ٱلسَّحَابِ‌ۚ صُنۡعَ ٱللَّهِ ٱلَّذِىٓ أَتۡقَنَ كُلَّ شَىۡءٍ‌ۚ إِنَّهُ ۥ خَبِيرُۢ بِمَا تَفۡعَلُونَ (٨٨)

Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. [Begitulah] perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. An-Naml: 88)
“Kamu lihat gunung-gunung itu. Kamu sangka dia diam. Padahal, ia berjalan sebagaimana jalannya awan… Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan”.
Ketika ayat itu turun, banyak manusia (kaum kafir Qurais, Yahudi dan sebagian umat Islam) yang berkerut keningnya. Mengapa tidak? Bagaimana mungkin gunung-gunung yang jelas berdiri kokoh itu dikatakan berjalan? Apalagi berjalan laksana awan !
Tidak mustahil bila banyak kaum kafir mencemooh Rasulullah. Menurut pandangan mereka apa yang tertera dalam Al-Qur’an itu tidak logis dan melawan pengamatan inderawi.
Akan tetapi, kaum Muslimin yang benar-benar mengimani Allah dan Rasulullah serta meyakini Al-Qur’an sebagai aksioma kehidupan dan sumber kebenaran tetap mempercayainya, sekalipun pengetahuan belum bisa menjangkau pernyataan Al-Qur’an yang sangat ilmiah tersebut. Mereka menyadari bahwa kebenaran ilmu yang mereka pegang terlalu naif bila dibandingkan dengan kebenaran ilmu Allah Yang Maha Mengetahui.
Jika diperhatikan dengan seksama, nyatalah ayat tersebut secara implisit mengandung keterangan ilmiah tentang sebuah persoalan yang amat penting dalam sejarah ilmu pengetahuan modern.
Sebuah revolusi ilmiah yang turut menentukan perkembangan sains dan teknologi masa sekarang, semacam revolusi ideologi ilmu pengetahuan.
Ada beberapa pokok pikiran yang dapat diambil dari ayat 88 surat An-Naml itu, diantaranya:
1. Pernyataan Bumi Tidak Diam
Struktur Bumi (Earth)
Pada waktu itu masyarakat awam percaya bahwa Bumi tetap diam di tempatnya, sedangkan yang bergerak adalah Matahari, Bulan, dan Bintang. Teori ini ada jauh sebelum Rasulullah saw diutus ke dunia. Hal itu secara ilmiah dirumuskan oleh ahli astronomi Yunani, Hipparchus, yang bertugas di Rhodes dan Iskandariah kira-kira tahun 150 SM.
Teori itu dibantah oleh Al-Qur’an yang secara simbolis dinyatakan dalam surat An-Naml ayat 88. Al-Qur’an mengambil term gunung untuk mewakili Bumi.
Memang, dalam sejarah Yunani purba, gagasan Bumi bergerak sudah ada, terutama setelah kemenangan Iskandar Agung dan pusat kebudayaan Yunani pindah dari Athena ke Iskandariah. Misalnya, Aristarchus dari Samos (310-230 SM) mempertahankan pendapatnya dengan penuh keyakinan bahwa Bumi berputar.
Akan tetapi, dia mendapat tekanan keras dan dianggap kurang saleh. Bagi sebagian besar orang Yunani, gagasan bahwa kita “ikut berputar” dalam perjalanan harian Bumi bersama karang, batu, dan pepohonan demikian kata Wordsworth tetap dianggap lancang dan murtad. Akhirnya, gagasan itu terlupakan orang. Bumi tetap diam di singgasana kebesarannya. Paham inilah yang dianut sampai Rasulullah saw datang, bahkan sampai Copernicus datang.
2. Pernyataan Bumi Bukan Pusat Alam Semesta.
Rotasi Bumi
Tahun 140 SM Claudius Ptolemeus mengatakan bahwa Bumi adalah pusat alam semesta. Sebuah kedudukan yang sangat terhormat. Tak heran bila teori tersebut akhirnya menjadi doctrine keagamaan gereja. Di Bumi ada manusia. Bukankah manusia itu makhluk yang mulia?
Akan tetapi Al-Qur’an menegaskan bahwa Bumi berjalan seperti jalannya awan. Artinya, Bumi bukan hanya sekedar berotasi di tempat, melainkan betul-betul berpindah tempat dari satu titik ke titik yang lain.

Bagaimana Cara Perhitungannya?
Seperti kita ketahui, bahwa Bumi berputar (rotasi) pada porosnya adalah selama 24 jam atau dikatakan sehari-semalam.
diketahui:
Rotasi Bumi         = 24 jam                Keliling Bumi  = π x diameter bumi
= 24 x 3600 detik                        = 3,14 x 12,890 km
= 86,400 detik.                           = 40,475 km
Dengan demikian maka kecepatan bumi berputar pada porosnya adalah:
v=(keliling bumi)/waktu= 40,475/24=1686 km/jam atau 468 m/dt
Kecepatan Bumi berputar itu ternyata melebihi dari pada kecepatan suara (normal), yaitu: 344 m/dt (1238 km/jam), atau dengan kata lain kecepatan bumi berputar itu 1,36 kali kecepatan suara  atau 1,36 Mach (Ma atau M).
Geostationary – Orbit
Berputarnya Bumi akan nampak bila dilihat dari luar permukaan bumi, seperti halnya bila dilihat dari orbit bumi (satelit), karena bila kita berada di permukaan bumi maka kecepatannya relative dengan bumi, atau dengan kata lain kitapun ikut berputar dengan kecepatan yang sama dengan perputaran bumi sehingga dengan demikian disebutkan berjalan seperti jalannya awan.
Jelas, sesuatu yang beredar mengelilingi sesuatu yang lain tidak dapat disebut sebagai pusat, sebab yang namanya “pusat” pastilah statis dan tidak berpindah secara mutlak. Dengan demikian, mengertilah kita bahwa Bumi bukan pusat jagat raya. Dengan demikian, runtuhlah teori Geosentris Ptolemeus pada abad VII M, 800 tahun sebelum Copernicus mengumumkan bantahannya kepada Ptolemeus.
Teori Copernicus
Nicolaus Copernicus
Tidak ada kenyataan yang lebih indah dan lebih meningkatkan kemuliaan manusia, selain dirinya menjadi pusat semesta.
Pada 1543 akibat revolusi Copernicus (seorang ahli hukum dan ahli astronomi Polandia), timbul banyak ketidaksenangan terutama di kalangan rohaniawan gereja. Penyebabnya adalah pendapat Copernicus yang bertentangan dengan doktrin keagamaannya. Bahkan Martin Luther mengatakan, “Copernicus sudah gila dan teorinya dianggap melawan Injil serta tidak dapat diterima”.
Nicolaus Copernicus mengemukakan bahwa kelak benda langit akan menjadi lebih sederhana apabila Matahari dipandang sebagai pusat jagat raya. Selanjutnya secara tegas ia mengatakan bahwa bukan Matahari yang bergerak mengelilingi Bumi (seperti pandangan Ptolemeus yang dianut selama itu) tetapi justru sebaliknya. Bumi bersama benda-benda langit lainnyalah yang bergerak mengelilingi Matahari.
Copernicus berhasil menurunkan Bumi dari kedudukan yang terhormat. Sekarang Bumi turun tahta diganti oleh benda yang sangat panas, Matahari. Teori ini dikenal sebagai teori “heliosentrik” (berpusat pada Matahari). Pengamatan cermat yang dilakukan Galileo Galilei pada 1609 pun makin memperkuat konsep heliosentrik itu. Begitu juga, observasi-observasi lain yang dilakukan bertahun-tahun dengan giat kemudian melalui konsep-konsep baru melalui tokoh-tokoh seperti Keppler dan Newton. Hingga tidaklah heran bila teori heliosentrik Copernicus dikatakan revolusioner.
Galaksi Bima Sakti (Milky Way)
Sekalipun Copernicus berhasil menurunkan Bumi dari tahta pusat semesta, ia tidak menolak Matahari sebagai pusat jagat raya. Dalam perkembangan selanjutnya memang ada modifikasi, yakni Matahari bukan sebagai pusat alam semesta, melainkan Pusat Galaksi Bima Sakti (Milky Way). Galaksi Bima Sakti yaitu suatu kumpulan bermilyar-milyar bintang dan kabut antar bintang.
Bagaimana pernyataan Al-Qur’an tentang konsep heliosentrik itu?
Adakah statement yang kita pegang untuk menetapkan persoalan di atas?
Dari sekian banyak ayat yang membicarakan soal itu, kita pilih dua ayat saja, yaitu:

وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّہَارَ وَٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَ‌ۖ كُلٌّ۬ فِى فَلَكٍ۬ يَسۡبَحُونَ (٣٣)

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, Matahari dan Bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya (orbit). (QS. Al Ambiya: 33)

لَا ٱلشَّمۡسُ يَنۢبَغِى لَهَآ أَن تُدۡرِكَ ٱلۡقَمَرَ وَلَا ٱلَّيۡلُ سَابِقُ ٱلنَّہَارِ‌ۚ وَكُلٌّ۬ فِى فَلَكٍ۬ يَسۡبَحُونَ (٤٠)

“Tidaklah mungkin bagi Matahari mendapatkan Bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya”. (QS. Ya Siin : 40)
Kedua ayat tersebut berbunyi Kullu fii falakin yasbahun yang berarti “masing-masing beredar pada orbitnya”.
Fakta apa yang dapat kita peroleh dari ayat tersebut? Paling tidak, ada tiga hal penting yang dapat diungkapkan.
Heliocentric
Pertama, dari kata falak. Kita terjemahkan kata itu sebagai “orbit”. Ayat itu jelas menyatakan bahwa Bulan mempunyai orbit yang berbentuk ellips dengan Bumi sebagai titik fokusnya. Akan tetapi, ayat itu juga mengklaim bahwa Matahari pun ada orbitnya, beredar pada falaknya, dan mengelilingi sesuatu.
Hal itu berarti bahwa konsep Matahari sebagai pusat alam semesta ataupun pusat galaksi Bima Sakti tidak dapat dipertahankan.
Dengan pengertian lain, teori heliocentric Copernicus dengan tegas dikoreksi oleh Al-Qur’an. Ini terjadi delapan abad sebelum Copernicus lahir ke dunia fana ini. Padahal dalam kenyataannya, sampai awal abad XX-M tetap berkembang pandangan bahwa Matahari adalah pusat galaksi. Hingga jangan heran, pada masa itu seolah-olah Al-Qur’an bertentangan dengan ilmu pengetahuan.
Harlow Shapley – 1918
Barulah pada tahun 1918, Harlow Shapley berhasil menentukan pusat galaksi Bima Sakti. Ternyata Al-Qur’an benar ! Dialah orang pertama yang mengetahui melalui perhitungannya bahwa Matahari tidak terletak di pusat Bima sakti. Seperti halnya Bumi, Matahari ternyata tidak menempati tempat utama dalam kosmos. Ia bersama planet-planet lain (anggota Tata Surya) bergerak mengarungi angkasa menuju rasi Cygnus dengan kecepatan 250 Km/detik letaknya kira-kira 30.000 tahun cahaya (atau 300×10^15 Km) dari pusat galaksi dan beredar pada orbitnya yang sekali putaran memerlukan waktu sampai 250 miliun tahun.
Kedua, dari term “yasbahuun” yang diartikan ‘beredar’. Kata ini berasal dari kata kerja asbaha yang lebih tepat diartikan “pergeseran gerak sejati” atau proper motion. Ayat ini mempertegas bahwa Matahari tidak diam dan bukan pusat galaksi Bima Sakti. Yang benar adalah Matahari seperti juga bintang-bintang yang lain bergerak dengan cara tertentu yang betul-betul gerak sejati (proper motion). Kenyataan itu tidak aneh lagi dalam dunia Astronomi modern sekarang ini.
Ketiga, dari pernyataan bahwa malam dan siang, Matahari dan Bulan bergerak sangat teratur tak dapat saling mendahului ini dapat disimpulkan bahwa pasti ada “penyebab” hingga bisa terjadi demikian.
Isaac Newton – 1687
Secara implisit, penyebabnya adalah gravitasi, yang baru disadari Newton pada tahun 1687 M dalam bukunya yang amat terkenal Principia. Memang, untuk menangkap makna implisit ini, kemampuan observasi dan intelegensi yang dianugerahkan Allah mutlak diperlukan. Namun yang jelas, Al-Qur’an mampu menstimulasikan “syaraf-syaraf intelegensi” untuk kemudian diwujudkan dalam wujud riset, observasi, dan penelitian lain.
Memang benar, Al-Qur’an bukan kitab ensiklopedia detail sains dan teknologi yang memuat berbagai teori. Akan tetapi, Al-Qur’an mampu memberikan fenomena-fenomena (yang pada hakikatnya adalah landasan teori) pada manusia. Karena ia wahyu Allah Yang Maha Mengetahui, tentu isi yang terkandung di dalamnya pun benar. Pada yang benar itulah hendaknya ilmu pengetahuan berada. Kebenarnnya kekal hingga kiamat nanti. Maka sudah pasti, teori dan konsep masa depan bisa distimulasi mulai dari sekarang. Insya Allah.
Dari penuturan Kajian Al Qur’an tersebut di atas, terbuktilah sudah bahwa Al Qur’an itu adalah Kitab Suci yang benar-benar diturunkan dari Alloh swt melalui malaikat Jibril kepada Rosulullah Muhammad saw, yang mana kita ketahui bahwa beliau adalah seorang yang tidak bisa membaca dan menulis, apalagi mengenal Ilmu Pengetahuan Alam, namun nyatanya kebenaran Al Qur’an sampai dengan saat ini masih teruji kebenarannya sekalipun dikaji dengan Ilmu Pengetahuan Modern.
Namun yang sangat disayangkan pada saat ini, penemuan-penemuan ilmu baru itu justru bukan dari kalangan Muslim, hal ini disebabkan karena pendidikan agama Islam hampir semuanya lebih mengutamakan tentang masalah syariah (hukum), ushuluddin (filsafat) dan adab (sastra), sementara bidang ilmu alam (saint dan technology) justru tidak banyak dipelajarinya, yang padahal kalau saja tahu tentang isi dalam kandungan Al Qur’an itu sarat sekali dengan ilmu pengetahuan alam yang kebenarannya terbukti pada saat ini.
Dengan demikian…, apakah kita sebagai umat Islam masih belum mau mengimani dan mempelajari Al Qur’an ?

Jabal Magnet, Misteri Gunung Magnet di Madinah

Jabal Magnet Arab Saudihttp://supermilan.wordpress.com
Foto : rioanshari.blogspot.com
FENOMENA alam tak kunjung habis di Madinah dan Mekah. Kini, Jabal (Gunung) Magnet menjadi fenomenal dan banyak dibicarakan jemaah umrah.Kelebihannya, mampu mendorong kendaraan dengan kecepatan 120 km per jam dengan posisi persneling netral.
Namanya memang tak setenar dengan tempat bersejarah lainnya yang ada di kota suci Medinah dan Mekah, seperti Jabal Uhud, Baqi’ Jabal Rahmah, dan lainnya. Tapi, belakangan ini, Jabal Magnet mengundang jemaah Arab maupun umrah untuk datang merasakan kelebihannya.
Wartawan Fajar mencoba menelusuri gunung ini dengan merental taksi. Tarif untuk ke tempat ini tergantung dari nego dengan sopir. Biasanya 100 hingga 400 riyal. Lokasinya memang cukup lumayan dari Kota Medinah, sekitar 40 km menuju arah Kota Tabuk. Jabal Magnet berada di luar daerah haram, sehingga bebas dikunjungi warga non muslim.
Jika dilihat secara kasat mata, sebetulnya tidak jauh beda dengan daerah lainnya, yakni berupa bukit-bukit batu gersang seperti yang banyak mengelilingi Kota Medinah. Hanya ketika kendaraan sampai di jalan raya di antara perbukitan tersebut, baru akan merasakan ada suatu keanehan.
-
Persneling Netral, Mobil ‘Didorong’ Menjauhi Jabal Magnet
Sebab jalan sepanjang sekitar 4 km di kawasan perbukitan ini diyakini memiliki daya dorong. Mobil akan berjalan dengan kecepatan tinggi menjauhi Jabal Magnet, meskipun persneling mobil dalam posisi netral.
Hal itu dirasakan penulis bersama dua jemaah lainnya, Nursan dan Rusli Rasyid. Saat taksi yang kami tumpangi menuju arah selatan, Jawahir, 42, sopir taksi asal Kerawang, Jawa Barat ini mengaku kendaraan menjadi sangat berat meskipun medan jalan tidak begitu menanjak.
Makin lama bahkan ia terpaksa memindahkan persneling mobil ke posisi satu, karena kesulitan bergerak hingga kecepatannya hanya 15 hingga 20 km per jam. Padahal, dengan kondisi jalan yang tidak terlalu menanjak, seharusnya dengan persneling dua, taksi masih kuat.
Dengan laju yang berat itu, Jawahir yakin ada pengaruh magnet yang menahan gerakan mobil. Sebaliknya, ketika mobil berbalik arah menuju Medinah, sopir yang sudah enam tahun tinggal di kota ini mengaku taksinya melaju dengan kecepatan tinggi, meskipun persneling dalam posisi netral. Kian lama kecepatan kendaraan makin tinggi. Bahkan, baru sekitar 3 km, kecepatan taksi ini sudah menunjukkan angka 120 km per jam.
-
Bisa Mencapai 120 Km per Jam
Karena penasaran, penulis maupun Nursan, jemaah dari Maros itu bergantian menyetir kendaraan tersebut. “Ternyata benar, ini suatu keajaiban. Masa dalam posisi netral, kecepatan mobil bisa sampai 120 km per jam. Ini pasti ada daya dorong dari gunung tersebut,” tunjuk Nursan ke arah gunung di sekitar jalan tersebut.
Rusli Rasyid juga tak mau ketinggalan. Mantan pembalap drag race di Makassar ini, mengaku banyak tahu tentang kecepatan kendaraan. Saat mobil tersebut disetir ke arah Kota Tabuk, yaitu arah ke Jabal Magnet, dia hanya mampu menginjak gas sampai kecepatan 50 km per jam. “Ini saya injak sudah full, bunyi lagi di bagian bawah.
Berarti kita tidak bisa paksa,” ujarnya. Saat persneling dikembalikan ke posisi netral, perlahan-lahan mobil tersebut berhenti. Sebaliknya, saat Rusli mencoba ke arah Medinah dengan posisi persneling netral, jarum kilometer mobil malah memutar sampai ke titik 120 km per jam.
Memang medan jalan menuju Kota Medinah agak menurun, namun dengan kondisi demikian tidak wajar akselerasi mobil begitu cepat. Bahkan, sebetulnya laju kendaraan bisa lebih tinggi lagi, tapi Nursan maupun Rusli tidak berani lalu mengeremnya karena tidak mampu mengendalikannya.
-
Batas Area Jabal Magnet
Tidak ada batasan yang jelas, mulai dari mana jalan yang memiliki daya magnet itu. Tapi jika dirasakan, pengaruh magnet itu mulai bila kendaraan melaju dari bendungan air yang letaknya tak jauh dari putaran hingga bukit menjelang belokan ke Medinah. Setelah sekitar melaju lima km, kecepatan mobil mulai berkurang sedikit demi sedikit, padahal jalan masih menurun. Akhirnya, mobil memiliki kecepatan lambat saat berada di depan bendungan air.
Hal yang sama dirasakan ketika Koordinator Kopertis Wilayah IX Prof Aminuddin Salle yang juga menyambangi tempat ini. Ia mengaku membayar taksi sampai 400 riyal hanya karena penasaran ingin mengetahui tempat yang unik itu. “Saya hanya pernah dengar, makanya kesempatan ini saya manfaatkan untuk merasakan daya dorong dari gunung magnet itu. Ternyata betul. Subhanallah,” ujar Aminuddin Salle.
Belum diketahui secara jelas apa hubungan antara magnet dengan laju kendaraan. Sampai saat ini juga belum ada penelitian tentang daya dorong magnet itu oleh dari ahli. “Tidak ada penelitian. Ini juga sekadar informasi dari mulut ke mulut hingga banyak orang yang tertarik main ke sini,” cerita Jawahir.
Namun, dari sejumlah informasi yang berkembang di Medinah, menyebutkan, dulunya Jabal Magnet ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang Arab Baduy. Saat itu si Arab ini menghentikan mobilnya karena ingin buang air kecil. Namun karena sudah kebelet, ia mematikan mesin mobil, tapi tidak memasang rem tangan.
Ketika sedang enak-enaknya pipis, ia kaget bukan kepalang, mobilnya berjalan sendiri dan makin lama makin kencang. “Ia berusaha mengejar, tapi tentu saja tidak berhasil. Dan menurut kisahnya, mobilnya tersebut baru berhenti setelah melenceng ke tumpukan pasir di samping jalan,” ungkap Jawahir.
-
Obyek Wisata Baru
Sejak itu, cerita tersebut menyebar ke berbagai pelosok dan ramai dikunjungi warga, baik dari Arab sendiri maupun dari negara lain. Bahkan menurut ceritanya, sebagian warga ada yang melakukan berbagai ritual agama di sana. Namun, karena di lokasi ini bukan merupakan tempat untuk melakukan ritual, pemerintah Arab Saudi melarangnya dan menjadikan kawasan ini sebagai objek wisata semata.
Untuk itu, pemerintah Arab Saudi sudah membangun jalan raya yang begitu lebar agar pengunjung bisa merasakan dorongan magnet ketika melaju dengan kendaraannya. Di bagian ujung dibuat jalan melingkar untuk putaran ketika pengaruh medan magnet sudah lemah.
Selain itu, di kedua sisi jalan sudah dibangun tenda-tenda untuk pengunjung dan sudah ditanam pohon-pohon agar kelihatan lebih hijau. Bahkan, di sebuah dataran yang berpasir, terdapat arena bermain mobil-mobilan untuk anak-anak. Kawasan ini juga sudah dilengkapi dengan sejumlah toilet untuk umum.
Jalan dari Kota Madinah menuju kawasan ini juga sudah lebar dan mulus, sehingga untuk sampai ke lokasi tidak sampai 45 menit dengan mobil kecil atau bus. Pemandangan di kedua sisi jalan menuju kawasan ini juga cukup indah dan menakjubkan. Sebelah kanan dan kiri jalan dikelilingi oleh gunung berbatu. Terdapat juga areal peternakan domba, unta, serta kebun kurma yang membuat gurun menjadi agak menghijau.
Kini Jabal Magnet sudah menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung untuk melihat dan merasakan adanya fenomena alam yang masih misterius. Bahkan, orang-orang dari negara asing saat berkunjung ke Medinah jarang yang melewatkan peristiwa langka ini.
-

FENOMENA JABAL MAGNET DI MEKKAH


foto: Republika.co.id
REPUBLIKA.CO.ID,Fenomena alam terus terjadi di tanah suci Makkah dan Madinah. Seperti jabal (gunung) magnet yang tidak habis-habis dibicarakan orang, termasuk jamaah umrah dan haji asal Indonesia. Pasalnya, gunung ini mampu mendorong kendaraan dengan kecepatan 120 km/jam dengan posisi perseneling netral. Fenomena tersebut membuat jabal magnet yang meskipun tidak se terkenal jabal Uhud maupun Jabal Rahmah, belakangan menjadi semakin popular.
Lokasi gunung ini cukup jauh dari Kota Madinah, yakni sekitar 40 kilometer menuju arah Kota Tabuk. Tampilannya, tampak seperti gunung-gunung kebanyakan di Arab Saudi. Yaitu berupa bukit bebatuan yang gersang.
Perbedaan hanya dapat dirasakan ketika kendaraan sampai di jalan raya antara perbukitan tersebut. Sebab, jalan sepanjang sekitar 4 kilometer di kawasan perbukitan ini diyakini memiliki daya dorong. Mobil akan berjalan dengan kecepatan tinggi menjauhi jabal magnet menuju Madinah meskipun dengan posisi perseneling netral.
Sedangkan, jika mobil dikendarai melewati jabal magnet kea rah Kota Tabuk, pengemudi akan merasakan kesulitan dalam menyetir. Mobil akan terasa berat dan hanya mampu melaju dengan kecepatan 15-20 km/jam, padahal jalanan yang dilalui tidak menanjak.
Tidak ada batasan yang jelas, mulai dari mana jalanan yang memiliki medan magnet tersebut. Namun kebanyakan orang bercerita, pengaruh magnet itu dapat mulai dirasakan apabila kendaraan melaju dari bendungan air yang letaknya tak jauh dari putaran jabal magnet hingga bukit menjelang persimpangan menuju Kota Madinah.
Tidak hanya itu, jarum penunjuk kompas yang dikeluarkan di lokasi jabal magnet juga tidak bekerja sebagaimana mestinya. Arah utara-selatan menjadi kacau. Bahkan beberapa pengunjung mengaku pernah kehilangan data di telepon selulernya di lokasi tersebut.
Magnetic Hill, atau warga setempat menyebutnya Manthiqa Baidha, yang berarti perkampungan putih. Namun, banyak yang menamainya Jabal Magnet. Secara geologis, fenomena Jabal Magnet bisa dijelaskan dengan logika. Karena, Kota Madinah dan sekitarnya berdiri di atas Arabian Shield tua yang sudah berumur 700-an juta tahun.
Kawasan itu berupa endapan lava “alkali basaltik” (theolitic basalt) seluas 180.000 km persegi yang berusia muda (muncul 10 juta tahun silam dengan puncak intensitas  2 juta tahun silam). Lava yang bersifat basa itu muncul ke permukaan bumi dari kedalaman 40-an kilo meter melalui zona rekahan sepanjang 600 kilo meter yang dikenal sebagai “Makkah-Madinah-Nufud volcanic line”.
Selain itu, otoritas Saudi Geological Survey (SGS) pada 1999 sempat dikejutkan dengan adanya aktivitas swarm (gempa kecil terus-menerus) di Harrah Rahat yang merupakan pertanda naiknya sejumlah besar magma. Bahkan, di sekitar Madinah diketahui ada kegempaan aktif di Harrah Rahat, yang sangat dimungkinkan terjadinya migrasi magma dan sebagian di antaranya diduga menyusup ke bawah Jabal Magnet, sehingga muncul “medan magnet” (daya tarik bumi) di kawasan itu.
Memang banyak gunung berapi terbentuk di sepanjang zona rekahan itu. Seperti Harrah Rahat, Harrah Ithnayn, Harrah Uwayrid dan Harrah Khaybar. Tidak seperti di Indonesia yang gunung-gunungnya berbentuk kerucut, sehingga memberi pemandangan eksotis, gunung-gunung di Arab berbentuk melebar dengan puncak rendah. Kompleks semacam ini cocok disebut volcanic field atau harrah dalam bahasa Arab.
Cerita mengenai jabal magnet ini, sebenarnya awalnya ditemukan secara tak sengaja oleh seorang arab baduy, yang menghentikan mobilnya tanpa menarik rem tangan di lokasi magnet tersebut. Sejak saat itu, cerita menyebar ke berbagai pelosok arab maupun negara-negara lain. Pemerintah Arab Saudi bahkan menjadikan jabal magnet ini sebagai salah satu objek wisata, namun melarang orang-orang untuk melakukan ritual agama di lokasi tersebut.
Untuk itu, kerajaan Arab Saudi sudah membangun jalan raya yang sangat lebar, agar pengunjung bisa merasakan dorongan magnet ketika melaju dengan kendaraannya. Di bagian ujung dibuat jalan melingkar untuk putaran ketika pengaruh medan magnet sudah terasa lemah. Selain itu, di kedua sisi jalan pun telah dibangun tenda-tenda untuk pengunjung dan ditanami pepohonan agar pemandangan lebih hijau.
Di daerah yang terhitung hijau karena banyak ditumbuhi pohon kurma itu, juga dilengkapi sarana wisata lainnya. Ada tenda-tenda untuk pengunjung, ada mobil mini yang bisa disewa untuk merasakan tarikan medan magnet itu.
Jalan dari kota madinah ke lokasi magnet tersebut pun sudah mulus, sehingga untuk bisa mencapai lokasi hanya memerlukan waktu sekitar 45 menit dengan mobil kecil atau bus. Jabal magnet, kini telah menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang dari berbagai negara.
Fenomena jabal magnet ini seperti melengkapi fenomena penemuan posisi Mekkah sebagai poros bumi atau berada pada titik 0 sesuai hadits nabi “(Baitullah) Al-Haram adalah tanah suci poros tujuh langit dan tujuh bumi “. Apalagi jika mengingat bahwa kompas yang dibawa ke tanah suci tidak akan bergerak ke utara maupun selatan.
Yusuf al-Qaradawi, seorang ulama Mesir yang dikenal di seluruh dunia Islam karena acara televisi populernya “Syariah dan Kehidupan” menilai Mekkah lebih cocok menjadi meridian utama karena keselarasan yang sempurna dengan medan magnetis utara.
Ia menyebut kota suci adalah “zona magnet nol” dan telah memenangkan dukungan dari beberapa ilmuwan Arab seperti Abdel-Baset al-Sayyed dari Pusat Penelitian Nasional Mesir yang mengatakan gaya magnet di Mekkah kecil. “Itu sebabnya jika seseorang melakukan perjalanan ke Mekah atau tinggal di sana, dia tinggal lebih lama, lebih sehat dan kurang dipengaruhi oleh gravitasi bumi,” katanya. “Anda mendapatkan penuh energi,” tambahnya.

IpTek : Misteri Ka’bah Pusat Bumi Gegerkan NASA

Misteri Ka’bah menggegerkan NASA
Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.
Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.”
Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada alasan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.
Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.
Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.
Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut ( dari Ka’Bah ) dan pihak musium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.
Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah SAW bersabda :
“Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam”

Jam Raksasa Mekkah Sudah Beroperasi

fajarapMonday, August 1, 2011 10:49 AM WIT

    • The Mecca Royal Clock Tower, jam tertinggi nomor dua di dunia sudah berdetak. Operasional jam raksasa di belakang Masjidil Haram tersebut dimulai tepat 1 Ramadan 1432 Hijriah.

HARI INI – 02 Agustus 2011

Associated Press

Jam raksasa ini punya banyak keistimewaan. Suara azan yang keluar dari jam bisa terdengar hingga tujuh kilometer. Sementara nyala lampu hijau dan putih saat adzan bisa terlihat hingga jarak 30 kilometer.
Wajah jam juga dapat berganti warna. Bila siang, wajah jam berwarna putih. Bila malam menjadi hijau dan putih. Jam raksasa ini berada di atas King Abdul Aziz Endwoment Project.  Sebuah kompleks megah yang terdiri atas tujuh menara.
“Semua persiapan untuk menerima tamu saat Ramadan di hotel sudah lengkap. Seluruh kamar dan suite room sudah bernuansa Ramadan,” kata Direktur Telekomunikasi dan Promosi Bisnis Fairmont Raffles Hotels International, Khaled Yamaq.
Tinggi menara jam ini mencapai 601 meter dengan 76 lantai. Menara jam memiliki 858 kamar suite yang pemandangan dari jendelanya menghadap ke Masjidil Haram.
Untuk upacara dimulainya operasional jam The Mecca Royal Clock Tower akan didahului oleh tujuh kali tembakan meriam. (Sumber: Republi

Misteri Hajar Aswat yang menggegerkan NASA


Misteri Hajar Aswat yang menggegerkan NASA

Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah. Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.”
Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada alasan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.

Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.

Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.
Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.

Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut ( dari Ka’Bah ) dan pihak musium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.